Rabu, 30 November 2022

BERHENTI BERKATA TIDAK, PEREMPUAN HARUS HEBAT DAN BERMARTABAT !

 

Feminisme bukan tentang membuat perempuan lebih kuat. Perempuan sudah kuat. Ini tentang mengubah cara dunia memandang kekuatan itu. – G.D. Anderson


Perempuan, isu yang tak pernah lekang oleh waktu. Jika sudah berbicara tentang perempuan pasti ujung-ujungnya merujuk pada gender equality atau femenisme dengan berbagai teori kontroversial yang sering digaungkan atas nama emansipasi.

Tapi alih-alih berbicara tentang gender, sebagai seorang perempuan saya sangat berterima kasih atas jasa besar RA Kartini dan Tokoh-tokoh Perempuan lainnya yang telah memperjuangkan hak-hak perempuan dalam mendobrak ketidakadilan yang dialami oleh kaum perempuan. Tidak hanya Kartini, pergerakan pemberdayaan juga dilakukan oleh Rohana Kudus, perempuan Minangkabau yang telah menjadi pahlawan bagi kaum perempuan untuk mendapatkan kesempatan dan perlakuan yang sama dalam berkarya, memperoleh pendidikan yang tinggi dan ruang gerak yang luas. Sehingga perempuan mampu memperkuat citra dan kedudukannya dalam tatanan kehidupan sosial kemasyarakatan. Kendatipun, belum sepenuhnya mampu terlepas dari belenggu budaya patriarki yang mengakar hingga menepis berbagai stigmatisasi negatif yang telah menempatkan kaum perempuan pada kondisi yang serba salah. Terutama pada golongan perempuan yang telah menikah.

Kita semua setuju bahwa perempuan itu hebat dan luar biasa, bukan ? Di balik raga yang feminim ada beragam macam pemikiran maskulin yang mampu dilahirkan.

Namun, kenapa pernikahan membuat beberapa perempuan malah kehilangan pesona dan jati dirinya ? Dan sebagian lainnya merasa nyaman untuk menjadi pengekor ketimbang pelopor tanpa  peduli akan dampak atas apa yang telah dilakukan.

Memang benar, dengan kondisi dan lingkungan yang berbeda-beda tidak semua perempuan memiliki mental dan kesempatan yang sama. Tapi, bukankah menjadi perempuan yang mampu sukses sebagai seorang istri, ibu dan juga sebagai individu atau manusia adalah impian kita semua?

Dalam kutipannya, Kartini menyebutkan bahwa :Banyak emansipasi wanita bukanlah untuk persamaan derajat, emansipasi adalah pembuktian diri yang seimbang, antara raga yang tangguh, namun hati senantiasa patuh. Emansipasi ada penerimaan. Penerimaan diri bahwa setiap tempat ada empu yang dikodratkan dan dipantaskan.

Sudah semestinya perempuan harus tetap memiliki impian dan cita-cita, meski telah menikah. Perempuan harus paham apa prioritas hidupnya, apa saja hal yang harus dilakukan dan apa saja impian serta tujuan hidup yang hendak dicapai.

Kendatipun harus menjadi ibu rumah tangga, perempuan harus bisa mengaktualiasasi diri kembali dalam menjalani kehidupan yang lebih baik tanpa harus meninggalkan peran dan tanggung jawab serta qodratinya baik sebagai seorang istri maupun sebagai seorang ibu bagi anak-anaknya.

Sederhananya, dengan aktualisasi diri, perempuan mampu merealisasikan potensi dan kemampuan diri untuk menggapai apa yang diinginkan tanpa harus melanggar tanggung jawab dan nilai-nilai tata krama serta norma-norma kesantunan yang berlaku di masyarakat.

Pertanyaannya adalah bagaimana bisa kita mampu mengaktualisasi diri setelah menjalani kehidupan yang melelahkan sebagai ibu rumah tangga ?

Dalam tulisan ini saya akan membagikan secercah kisah perempuan-perempuan yang sukses dalam menjalani perannya serta mampu menginspirasi banyak perempuan di Bumi Lancang Kuning ini. Berharap dari sepenggal kisah mereka mampu menjadi pemantik semangat kita sebagai kaum perempuan untuk bangkit menjadi manusia yang lebih berdaya.


1.      MEYLA SUHENDRA

Perempuan kelahiran Bengkulu yang telah menetap di Pekanbaru Kota Bertuah adalah dosen muda di Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau. Perempuan yang saat ini sedang melanjutkan pendidikan doktoral di Institut Pertanian Bogor, ternyata telah banyak menorehkan berbagai prestasi akademik yang memukau. 

Salah satunya adalah keberhasilannya mendapatkan berbagai program beasiswa study atas prestasinya yang gemilang, mulai dari beasiswa Tanoto Foundation hingga LPDP. Bahkan untuk melanjutkan pendidikan doctoral, Meyla kembali mendapatkan beasiswa kolaborasi antara LPDP bersama Kementerian Pendidikan dalam skema Beasiswa Pendidikan Indonesia atau BPI. Dengan prestasinya tersebut tak salah jika Meyla mendapat penghargaan yang mengagumkan oleh Yayasan Mata Garuda Institut.

Dedikasinya dalam dunia pendidikan adalah wujud atas impiannya sejak kecil untuk menjadi seorang pendidik. Baginya pendidikan dan perempuan adalah satu kesatuan yang tidak boleh dipisahkan. Meski tidak gampang dan butuh perjuangan bagi perempuan untuk mengenyam pendidikan tinggi, tak lantas menyurutkan semangatnya untuk meraih pendidikan setinggi-tingginya. Kecintaannya akan pendidikan menjadikannya untuk turut aktif di berbagai kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, berharap ilmu yang sudah didapatkannya mampu memberikan kontribusi bagi pembangunan bangsa.

Namun sebagai perempuan, Meyla pun pernah mengalami bias gender dari lingkungan terdekat yakni keluarga yang sempat menghentikan gerak langkahnya. Belum lagi berbagai macam stigma-stigma negatif yang ditujukan padanya, cukup membuat mentalnya sedikit terpukul. Namun tak perlu waktu lama baginya untuk kembali menyadari tentang tujuan atas cita-cita dan impiannya tersebut. Sehingga ia memutuskan untuk terus fokus berada dijalannya dengan membangun mental, kemandirian dan rasa percaya diri yang kuat.

Pendidikan yang tinggi juga tak lantas membuatnya lupa akan peran dan tanggung jawabnya sebagai perempuan dalam lingkup keluarga. Baginya menjaga keseimbangan keluarga adalah prioritas utama. Oleh karenanya, Meyla terus belajar untuk bisa mengatur waktu, baik sebagai istri, ibu rumah tangga maupun sebagai pendidik. Sangat melelahkan memang tapi ia menikmatinya. Tak lupa baginya untuk selalu menyisihkan sedikit waktu untuk dirinya sendiri sebagai rasa terima kasih karena telah menjadi perempuan tangguh dalam lika liku kehidupannya.

 

2. YULIANTI

Dikenal sebagai pengusaha sukses yang melahirkan produk Sarden beku Mommy AS2, siapa sangka perempuan kelahiran Air molek 38 tahun lalu ini termasuk salah satu perempuan inspiratif yang hobi menularkan semangat positif bagi sekitarnya lewat konten-konten media sosial. Bahkan aura positifnya bisa kita rasakan meski baru pertama kali berbicara dengannya.

Aura positif bisa memancar dengan sendirinya saat kita bisa menjalani hidup dengan mencintai diri sendiri seutuhnya. Perempuan yang memiliki positive vibe adalah perempuan yang mampu mengenal dirinya sendiri dan berani untuk menciptakan kebahagiannya sendiri serta konsisten mencapai apa yang menjadi goals dalam hidupnya.

Dilahirkan dan dibesarkan di lingkungan keluarga Batak yang menanamkan nilai-nilai kemandirian mampu menjadikannya sebagai perempuan yang berkarakter tangguh, tegas dan memiliki tekad yang kuat. Dirinya mampu mengambil sikap dan siap untuk menghadapi tantangan apa pun.

Di era teknologi seperti sekarang ini, banyak wanita yang masih kurang mencintai diri sendiri dan cenderung menghakimi kekurangan diri tanpa ada keinginan untuk memperbaiki kekurangannya. Sebaliknya, ibu muda dari empat anak ini mampu membuktikan bahwa perempuan yang sukses mencintai dirinya akan mampu melakukan apapun keinginan yang menjadi impiannya dengan mental dan rasa percaya diri yang tinggi. Dirinya pun tidak menampik bahwa pendidikan itu juga sangatlah penting. Sebab pertumbuhan serta pembentukan karakter seorang anak dan generasi penerus bangsa sangat bergantung pada peran ibu di keluarga. Itulah mengapa dirinya meyakini bahwa perempuan tidak harus berpendidikan tinggi, tapi perempuan harus berpendidikan dan terdidik.

Dalam cerita pengalamannya dulu, perempuan yang pernah mengabdikan di bidang kesehatan ini pernah berada dalam posisi insecurity dan mental yang cukup terpuruk akibat tubuh yang gendut pasca menikah hingga dirinya sempat menutup diri. Belum lagi, beberapa bulan pasca menikah, dirinya dihadapkan dengan pilihan untuk berkarya di rumah saja. Sebuah keputusan yang berat bagi dirinya.  Meskipun tidak mudah namun dirinya mampu mengupayakan yang terbaik dalam mengaktualisasi dirinya. Hingga akhirnya ia menemukan cara untuk mengembalikan lagi pesona dirinya.

Tidak hanya sukses dalam bisnis, namun Yulianti juga sukses mencitrakan sosok perempuan yang berkarakter kuat, mandiri, tangguh dan kreatif meski hanya di rumah saja. Kesibukan yang dijalani sebagai ibu rumah tangga yang tak pernah ada habisnya tak membuatnya tenggelam. Bahkan nyinyiran negatif seperti -“kasian ya, udah sekolah tinggi-tinggi malah mainnya didapur aja” atau “Sarjana kok jadi penjual Sarden, apa ga malu ?”- pun tak jadi penghambat semangatnya untuk menjadi perempuan yang bersinar. Dirinya selalu berusaha terus memotivasi diri agar lebih produktif dan berdaya dengan tidak menggantungkan hidupnya pada siapapun kecuali Allah, sang pencipta langit dan bumi.

Rohana Kudus pernah berkata : “Perputaran zaman tidak akan pernah membuat wanita menyamai laki-laki. Wanita tetaplah wanita dengan segala kemampuan dan kewajibannya. Yang harus berubah adalah wanita harus mendapat pendidikan dan perlakukan yang lebih baik. Wanita harus sehat jasmani dan rohani, berakhlak dan berbudi pekerti luhur, taat beribadah yang kesemuanya hanya akan terpenuhi dengan mempunyai ilmu pengetahuan”.

Demikianlah sepenggal kisah inspiratif dari perempuan-perempuan di Tanah Melayu. Tulisan ini saya dedikasikan kepada diri saya sendiri dan saudara-saudara perempuan Indonesia yang saat ini masih kuat berjuang dalam kungkungan budaya patriarki yang menyesakkan.Tetap semangat dan jangan menyerah dalam melawan ketidakadilan yang ada, karena kita PEREMPUAN !

Salam Anak Riau,

Senin, 30 November 2020

Pengembangan Ekonomi Kreatif Masyarakat Petani Nenas

(Study Kasus : Pengembangan produk turunan nenas menjadi Nata de pina)

Nata de pina

Pendahuluan  

Adanya penetapan kriteria jual buah nenas yang dikehendaki oleh pasar mengakibatkan usaha bertani nenas belum mampu meningkatkan kesejahteraan petani secara maksimal. Hasil usaha tani nenas yang cukup melimpah biasanya dijual kepada pedagang atau pengumpul dengan harga Rp 6000,-/2 buah untuk grade A dengan ukuran buah yang besar dan harga Rp 4000,-/3 buah untuk grade B dengan ukuran yang kecil.

Disamping itu juga, kendala yang sering dihadapi oleh petani adalah pada saat panen raya dimana jumlah atau tingkat produksi nenas melimpah mengakibatkan harga nenas rendah dan disisi lain volume penjualan pun menurun karena banyak buah nenas yang terbuang dan tidak laku dijual dalam bentuk segar.

Sudah seharusnya hasil panen tersebut dapat lebih diberdayakan secara maksimal sehingga panen yang melimpah tidak terbuang begitu saja dan dapat disimpan dalam jangka waktu yang lebih lama.  Dengan didukung perkembangan pengetahuan dan teknologi, nenas dapat  diolah menjadi berbagai macam produk yang sangat bermanfaat bagi manusia.

Gagasan ini tentu akan sangat menguntungkan, sebab dengan menjadi produk olahan, selain menyelamatkan hasil panen, pengolahan buah nenas juga dapat memperpanjang umur simpan, diversifikasi pangan dan meningkatkan kualitas maupun nilai ekonomis dari buah nenas tersebut. Salah satu alternatif pemanfaatan nenas yang dapat dilakukan oleh kelompok masyarakat atau petani nenas adalah dengan mengolahnya menjadi produk nata de pina.

Nata de pina merupakan salah satu produk makanan turunan nenas yang mengandung serat, berbentuk gel (agar-agar) dengan tekstur agak kenyal, padat, putih, dan sedikit transparan, merupakan hasil fermentasi oleh bakteri Acetobacter xylinum. Pada umumnya nata digunakan sebagai makanan penyegar atau pencuci mulut maupun digunakan sebagai makanan kaleng yang dicampur dengan buah-buahan segar lainnya.

Nenas sebagai salah satu bahan baku pembuatan nata memiliki prospek lebih baik dalam menghasilkan nata dibandingkan bahan baku lainnya karena kandungan gulanya yang baik bagi pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum. Tingginya permintaan nata yang masih belum terpenuhi maksimal, menjadikan usaha pembuatan nata de pina ini memiliki prosfek yang baik. Disamping itu, ketersediaan bahan baku yang melimpah, terbarukan (renewable), serta berkelanjutan (sustainable) merupakan modal yang sangat besar untuk mengembangkan suatu produk yang bernilai ekonomis tinggi.


Visi & Misi :


  • Menyelamatkan hasil panen yang melimpah saat panen raya sehingga terhindar dari buah nanas busuk dan harga rendah;
  • Meningkatkan nilai tambah dan tampilan serta keanekargaman produk;
  • Menunjang agroindustri agar dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan tersedianya lapangan pekerjaan;
  • Peningkatan ekonomi masyarakat melalui pembangunan ekonomi kreatif

 

Dampak / Outcome

Dampak Sosial:

  1. Terjadinya pola perubahan prilaku masyarakat dalam memanfaatakan buah nenas yang tidak diterima pasar menjadi produk nata de pina;
  2. Terciptanya lapangan kerja bagi masyarakat;
  3. Tercipatanya desa yang berdaya saing dalam menghadapi persaingan di era perdagangan bebas yaitu era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)

Dampak Ekonomi:

  1. Adanya peningkatan pendapatan bagi kelompok usaha nata de pina;
  2. Adanya peluang usaha baru dalam memanfaatakan nenas reject;

  Analisis Business Model Canvas

a.        Value  Propositions

Nata de pina merupakan produk pangan yang enak dan mengandung serat kasar, hasil perombakan gula pada medium fermentasi oleh aktivitas bakteri Acetobacter xylinum. Produk olahan buah nanas ini memiliki kandungan serat kasar ± 2,75%, protein 1,5-2,8 %, lemak 0,35%,air, vitamin (A dan C), kalsium, fosfor, magnesium, besi, natrium, kalium, dekstrosa, sukrosa (gula tebu), dan enzim bromelain. Sebagai makanan berserat dan bergizi tinggi, produk nata de pina dapat berperan dalam memanage, mencegah dan meminimalkan terjadinya berbagai macam penyakit seperti menurunkan kolesterol, glukosa darah pada penderita diabetes mellitus, mencegah konstipasi, mengendalikan berat badan (mencegah obesitas), mencegah kanker kolekteral, dan bermanfaat pada mikroflora di usus besar. Kandungan manfaat yang terkandung dalam produk nata de pina  sangat berpengaruh positif terhadap kesehatan, sehingga akan menjadi nilai jual di kondisi pandemic.

Rasanya yang kenyal dan menyegarkan menjadi salah satu alasan mengapa nata de pina ini di sukai dan dapat dinikmati oleh setiap kalangan. Dalam penyajian siap konsumsi, nata de pina disandingkan dengan sirup nenas asli yang tentunya akan menjadi daya tarik tersendiri, karena inovasi baru ini cukup unik dan menarik. 

Oleh karena sebagian besar segmen pasarnya adalah untuk konsumsi keluarga, nata de pina yang dikemas tidak menggunakan pengawet tambahan dengan masa simpan maksimal 3 hari pada suhu ruang, dan maksimal 5 hari jika disimpan dalam lemari pendingin.

Ketersedian bahan baku nanas menyebabkan potensi pasar produk nata ini cukup menjanjikan bagi masyarakat petani nenas, sebab semakin banyak orang yang mengenal, menyukai dan mengkonsumsi nata berarti menjadi peluang usaha besar untuk membuka usaha pembuatan nata. Disamping itu, produk nata dari olahan buah nanas ini masih sangat jarang ditemukan di swalayan jika dibandingkan dengan produk nata de coco. Dengan kualitas rasa dan kemasan yang baik, produk nata de pina yang kaya manfaat ini akan memberikan peluang usaha yang menjanjikan bagi petani.

 

b.        Key Resources

Adapun sumber daya yang dimiliki dalam usaha produksi nata de pina ini diantara nya adalah sebagai berikut :

1.  Kelompok yang sudah mengikuti pelatihan. Dalam proses pembentukan kelompok, proses yang dilakukan adalah

-      Konsolidasi dengan Pemerintah Desa dan Tokoh Masyarakat

-      Identifikasi masyarakat yang potensial

-      Pembentukan kelompok

-      Penguatan kelembagaan  kelompok

-      Pelatihan pembuatan nata de pina

2.  Rumah pengolahan standar produksi nata

3.  Peralatan produksi nata standar pangan

4.  Ruang pengembangan starter dan pembuatan nata

5.  Bahan baku nenas dan bahan ponolong produski nata

6.  Media pengemasan

 

c.         Key Activities

  1. Persiapan bahan baku nenas dengan membeli buah nenas yang tidak diterima pasar pada petani nenas 
  2. Sterilisasi peralatan, bahan dan kondisi ruang pembuatan nata agar terhindar dari berbagai macam kontaminan.
  3. Pengolahan buah nanas. Dalam pengelohannya buah nanas akan dibagi menjadi tiga bagian disesuaikan dengan fungsi dan kegunaanya. Kulit nanas akan diolah menjadi media pengembangan starter (biakan murni Acetobactery xylinum), daging buah nanas akan diekstraksi  menjadi sari nanas sebagai media pembentukan nata. Selanjutnya ampas buah nanas pasca ekstraksi diolah menjadi sirup nanas. Kegiatan pengolahan ini buah nanas ini berkaitan dengan efisiensi pemanfaatan bahan baku dalam upaya meminimalkan limbah buah nanas namun tentu dengan memperhatikan kualitas dan kuantitas produk nata yang akan dihasilkan.
  4. Pemotongan dan penghancuran buah nanas.
  5. Penyaringan. setalah proses penyaringan dilakukan, sari buah diencerkan dengan cara mencampurkan air matang dengan sari buah nanas dengan perbandingan 1:3 (satu liter sari kulit buah nanas dicampurkan dengan tiga liter air matang) bertujuan untuk memperbanyak volume sari kulit buah nanas serta mengurangi konsentrasi gula dan mineral yang didalamnya. Kandungan gula dan mineral yang jumlahnya berlebihan justru akan menghambat pertumbuhan bakteri nata. Perlakukan yang sama juga dilakukan pada kulit nanas yang selanjutnya akan dapat dijadikan sebagai media pengembangan
  6. Perebusan sari buah nanas. Perebusan harus dilakukan samapai media nata benar-benar sampai pada titik didih. Pada saat proses perebusan ini ditambahkan bahan penolong berupa cuka, gula dan ZA foodgrade, bertujuan untuk menciptakan nutrisi bagi bakteri acetobacter xylinum agar dapat berkembang biak didalam air sari buah yang nantinya akan menjadi gumpalan yang di sebut dengan nata. Dalam penambahan cuka juga harus memperhatikan nilai keasaman atau ph air sari buah yang harus berkisar antara 4-5.
  7. Pendinginan. Setelah proses perebusan dilakukan tahap berikutnya yaitu menuangkan hasil rebusan air sari buah ke dalam baki atau nampan yang telah disediakan dalam keadaan steril, setelah penuangan kedalam baki atau nampan lalu baki ditutup kembali dengan koran. Volume yang dituangkan ke dalam baki yaitu 1-1,5 cm ketebalan (± 900 -1200 ml), pendinginan berlangsung selama 1-3 jam atau sampai suhu cairan dalam baki benar-benar dalam keadaan normal (suhu kamar).
  8. Inokulasi atau pemberian bibit (starter) Acetobacter xylium sebanyak ± 100 cc bibit pada nampan yang berisi media sari buah nanas dengan perlakuan yang aseptis. Setelah pemberian bibit, kemudian nampan ditutup kembali dengan koran dan diikat dengan tali secara rapat guna menghindar kontaminan yang menyebabkan kegagalan dalam proses pembentukan nata.
  9. Fermentasi dilakukan selama 7-14 hari berlangsung pada suhu 29˚ C setelah pemberian bibit dalam nampan tanpa pembukaan nampan. Proses fermentasi sangat dipengaruhi oleh suhu, kualitas air sari buah, kondisi bibit, sterilisasi ruang dan peralatan yang dapat menentukan tingkat jadi produk. Faktor resiko kegagalan kurang lebih 20%.
  10. Monitoring proses fermentasi, bertujuan untuk mengetahui proses pembentukan nata yang gagal untuk segera dilakukan penyapihan agar tidak mengontaminasi nampan yang lainnya.
  11. Pemanenan, perendaman dan pemotongan. Produk Nata de pina dapat dipanen setelah 7 sampai 14 hari dari fermentasi. Setelah dicuci nata kemudian direndam selama 24 jam. Apabila bau dan rasa asam yang menempel pada nata belum hilang maka dilakukan perendaman kembali dengan mengganti air rendaman, setelah proses perendaman kemudian nata dipotong dalam bentuk dadu ukuran 1x1 cm ataupun sesuai selera.
  12. Perebusan yang dilakukan bertujuan untuk menghilangkan aroma tidak sedap, mematikan mikroorganisme merugikan yang terdapat dalam nata, meningkatkan kekenyalan tekstur nata dan merubah karakteristik menjadi tampak bening.
  13. Pengemasan dan penyimpanan nata mentah untuk pengolahan selanjutnya
  14. Pembuatan sirup nenas menggunakan ampas daging nanas yang direbus dengan air dan disaring untuk mendapatkan sari nanas kental. Selanjutnya dilakukan penambahan gula dan dilakukan pengenceran kembali yang disesuaikan dengan rasa yang diinginkan.
  15. Pengemasan nata siap konsumsi. Pengemasan dapat dilakukan dengan kemasan yang sederhana dengan menggunakan kantung plastik kemasan dengan ukuran bervariasi ½ kg, 1 kg dan seterusnya sesuai dengan permintaan pasar. Kemasan dapat pula dilakukan dengan menggunakan kemasan cup plastik, ukuran aqua cup atau yang lebih besar. Ragam bentuk dan ukuran sangat ditentukan oleh kebutuhan pasar. Proses pengemasan perlu dilakukan secara teliti dan detail prosesnya sehingga menghasilkan nilai tambah yang optimal dari manfaat dan tujuan pengemasan tersebut. Pengemasan produk juga bertujuan untu mengawetkan produk agar bertahan lama tidah rusak, memberikan sentuhan nilai estetika terhadap produk sehingga memiliki daya tarik yang lebih tinggi, meningkatkan nilai tambah secara ekonomi terhadap produk serta memudahkan proses penyimpanan dan distribusi produk
  16. Pemasaran. Saat ini banyak faktor yang mempengaruhi konsumen dalam memilih sebuah produk makanan dan minuman, dengan beragamnya pilihan produk di pasar semakin banyak pula pertimbangan yang dipakai oleh konsumen. Ketika melihat produk konsumen bukan hanya mempertimbangkan kualitasnya saja, konsumen juga tertarik pada merek, warna, desain, dan atribut produk lainnya. Dengan demikian, atribut produk di anggap merupakan unsur penting dalam proses pemasaran. Nata de pina hasil produksi kelompok usaha masyarakat desa dapat dipasarkan secara luas dengan penambahan rasa dan aroma serta pengemasan dan branding dilakukan untuk meningkatkan daya jual yang tentu saja disesuaikan dengan standar mutu pangan.

 

d.        Key Partners

  • Petani Nenas, berperan sebagai penyuplai bahan baku;
  • Bumdes, sebagai lembaga desa yang bergerak dibidang kewirausahaan, BUMDes memiliki peluang dalam melakukan pemasaran bersama dan dukungan pengembangan usaha;
  • Dinas perindustrian dan perdagangan Kab/Kota, sebagai lembaga yang berperan besar untuk mendukung, membina, mendampingi dan mempromosikan produk nata de pina yang diproduksi oleh kelompok masyarakat;
  • Dinas Koperasi dan UMKM Kab/Kota, sebagai lembaga yang berperan besar untuk mendukung, membina, mendampingi dan mempromosikan produk nata de pina yang diproduksi oleh kelompok masyarakat;
  • Perusahan, sebagai mitra membantu kelompok dalam memasarakan produk nata kepada karyawannya, sekaligus konsumen produk nata de pina;
  • Outlet / swalayan, sebagai mitra kelompok usaha dalam memasarkan produk nata de pina;
  • Pedagang Minuman, sebagai mitra atau pelanggan produk nata yang membutuhkan dan membeli nata mentah sebagai pelengkap dalam produk jualannya;

 

e.         Customer  Relationships

Custumer relationships jangka panjang dengan pelanggan dapat dibangun dengan cara :

  • Mengikuti pameran dan event-event tingkat kabupaten dan provinsi
  • Roadshow dan konsolidasi dengan stakeholder terkait
  • Menjalin komunikasi dengan mitra maupun pelanggan baik melalui media sosial maupun dengan memberikan personalized email ke tiap customer.
  • Menangani feedback negative dengan baik, menerima masukkan dari pelanggan, serta mengakui kesalahan dan menangani keluhan custumer dengan baik, mengakibatkan pelanggan akan merasa dihargai.

 

f.         Customer Segments

Adapun segmen pasar yang dituju oleh kelompok usaha nata de pina diantaranya sebagai berikut :

  • Masyarakat 
  • Pedagang minuman yang membutuhkan tambahan nata de pina pada produk jualannya
  • Karyawan Perusahaan
  • Pihak Swasta lainya

 

g.        Channels

Penggunaan media promosi adalah bagian dari bauran pemasaran yang besar peranannya dalam mendorong konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan. Sejalan dengan itu, hadirnya berbagai media sosial yang didukung dengan kekuatan internet dapat mempermudah promosi usaha ini. Promosi melalui media online dapat dilakukan dengan menggunakan Facebook, Instagram, whatsapp, youtube, twitter, blog, dan sebagainya. Penggunaan internet sebagai media promosi memiliki berbagai keunggulan dibandingkan dengan media lainnya, yaitu dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja, biayanya lebih murah, serta jangkauan yang lebih luas dan tidak terbatas. Sehingga dengan menggunakan media internet berpotensi mendukung keberhasilan promosi produk nada de pina ini. Namun juga tidak menutup kemungkinan melakukan promosi secara offline melalui banner maupun pamphlet dengan tujuan menjangkau pembeli yang berasal dari masyarakat setempat.


h. Revenue Streams

Pada usaha pembuatan nata de pina, sumber pemasukan atau pendapatan tidak hanya terbatas pada penjualan nata de pina saja, namun dapat berasal dari :

  1. Penjualan sirup nenas
  2. Penjualan nata mentah
  3. Penjualan starter/biang nata

i.   Cost Structure

a.        Biaya Tetap ( Fixed Cost)

Investasi

Jumlah

Satuan

Unit

Harga

Total

Masa Pakai

Biaya Penyusutan/ bulan

Biaya Penyusutan/ minggu

Sewa Ruangan untuk Laboratorium

1

room

1

tahun

4.000.000

4.000.000

12

333.333

             83.333

Sterilitator

1

unit

1

kali

4.000.000

4.000.000

36

111.111

             27.778

Gelas Ukur

1

set

1

kali

1.500.000

1.500.000

36

41.667

             10.417

Botol elemeyer

1

set

1

kali

1.500.000

1.500.000

36

41.667

             10.417

Kompor Gas TL 289

2

unit

1

kali

550.000

1.100.000

36

30.556

               7.639

Tabung Gas

4

unit

1

kali

200.000

800.000

36

22.222

               5.556

Lemari Es 2 pintu

1

unit

1

kali

5.000.000

5.000.000

36

138.889

             34.722

Rak Peralatan

1

unit

1

kali

500.000

500.000

36

13.889

               3.472

Meja Kerja

1

set

1

kali

500.000

500.000

36

13.889

               3.472

Kursi

1

set

1

kali

500.000

500.000

36

13.889

               3.472

Etalase

1

set

1

kali

1.500.000

1.500.000

36

41.667

             10.417

Timbangan digital

1

unit

1

kali

550.000

550.000

36

15.278

               3.819

Termometer

1

unit

1

kali

150.000

150.000

36

4.167

               1.042

Bunsen

1

set

1

kali

150.000

150.000

36

4.167

               1.042

Saringan aseptis

1

set

1

kali

80.000

80.000

36

2.222

                   556

Dandang/panci

1

set

1

kali

100.000

100.000

36

2.778

                   694

Peralatan inokulan

1

set

1

kali

300.000

300.000

36

8.333

               2.083

Botol jar

1

lusin

1

kali

500.000

500.000

36

13.889

               3.472

Botol semprot

3

botol

1

kali

14.000

42.000

36

1.167

                   292

Nampan

100

buah

1

kali

15.000

1.500.000

24

62.500

             15.625

Exhaust fan

1

unit

1

kali

1.500.000

1.500.000

36

41.667

             10.417

Papan tulis

1

unit

1

kali

400.000

400.000

36

11.111

               2.778

pH meter

1

unit

1

kali

750.000

750.000

36

20.833

               5.208

Total

26.922.000

Total

990.889

247.722

 

 

b.        Biaya Variabel ( Variable Cost)

Modal Biaya Operasional 1 Kali Produksi

            Item     Harga 

Gas                                              20.000       

Listrik                                          25.000       

Air                                               30.000       

Total Biaya Operasional           75.000       

 Modal Biaya Produksi Nata

            Item                               Jumlah           Satuan              Harga                 Total

            Nenas                              100               buah                   1.500             150.000

            Gula                                1,5                kg                      15.000             22.500

            ZA Food Grade              0,5                 kg                      80.000            40.000

            Asam Asetat                  16                  botol                    2.000             32.000

            Koran                               2                  kg                        5.000             10.000

            Karet Pengikat                 1                  pack                   10.000              10.000

            Total Biaya Produksi Nata                                                   264.500

 

Modal Biaya Produksi Sirup                                  

            Item                                Jumlah              Satuan         Harga                  Total

            Nenas                                50                  Buah             1.500                75.000

            Gula                                    7                   Kg                15.000             105.000

            Total Biaya Produksi Sirup Nenas                                      180.000

 Modal Biaya Pengemasan                                                   

            Kemasan                              1 Liter             100          Buah    5.000  500.000

            Kemasan                             500 Ml             150          Buah    3.000  450.000

            Total Biaya Pengemasan                                                                   950.000

 

TOTAL MODAL BIAYA PRODUKSI     1.469.500

 

100 Buah Nenas Menghasilkan 70 kg Nata,

Kemasan 1 Kg Mengandung 400 Gr Nata De Pina Dan Sirup 500 Ml          sebanyak  100 pcs           

Kemasan 500 Gram Mengandung 200 Gr Nata De Pina Dan Sirup 250 Ml  sebanyak 150 pcs

         Harga Jual Nata De Pina Kemasan 1 Kilo                  15000

         Harga Jual Nata De Pina Kemasan 500 Gr                 8000

Penjualan                                     =          2.700.000                      

Laba Bersih   =  Penjualan - Total Biaya Produksi - Biaya Operasional 1 X Produksi - Biaya Penyusutan / Minggu          =     Rp  907.778





BERHENTI BERKATA TIDAK, PEREMPUAN HARUS HEBAT DAN BERMARTABAT !

  Feminisme bukan tentang membuat perempuan lebih kuat. Perempuan sudah kuat. Ini tentang mengubah cara dunia memandang kekuatan itu.  – G.D...